RAHASIA SUKSES BUDIDAYA KENTANG

 
Semangat pagi para sahabat petani Indonesia !!.
Di kesempatan hari ini kami akan berbagi artikel tentang " RAHASIA SUKSES BUDIDAYA KENTANG ' .

Mengapa kami ulas tentang budidaya kentang ?

Pertama , karena saat ini potensi usaha budidaya kentang dari waktu ke waktu kian membaik. Bisnis budidaya kentang menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan. Dimana kentang menjadi salah satu jenis sayuran yang cukup banyak peminatnya. 
Kedua, karena untuk mencapai keuntungan dari budidaya kentang dibutuhkan tanah yang subur.

Ketiga, untuk mencapai kesuburan tanah juga  dibutuhkan atau didukung  pupuk yang berkualitas tinggi. Olehkarennya disini kami akan bahas bagaimana sih rahasia suksesnya dengan dukungan pupuk yang berkualitas tinggi itu..
Yuk langsung saja ke tkp.. hehe..




A. SYARAT PERTUMBUHAN

1. Iklim 
Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 Jam/hari , suhu optimal 18-21 Derajat C , kelembapan 80-90% dan ketinggian antara 1.000 - 3.000 m dpal


  • Pupuk Makro
  • POC NASA: mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
  • HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).
Kandungan hormon atau zat pengatur tumbuh (giberelin, auxin, sitokinin) dapat mempercepat pertumbuhan akar, perkembangan biji, pertumbuhan tanaman mengurangi kerontokan bunga dan buah, serta memperbanyak pertumbuhan bunga dan buah. 



2. Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.




B. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA KENTANG  

1. Pembibitan

Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).

2. Pengolahan Media Tanam

Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.

Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2). 


3. Teknik Penanaman







Pemupukan Dasar

Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha).
Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 1-2 botol/ 1000 m².
 Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan cara : 

a. Alternatif 1 : Satu botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. 

b. Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.

c. Lalu berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,


Cara Penanaman

Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyulaman
Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.

b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.

c. Pemangkasan Bunga
Khusus untuk  varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

d. Pemupukan Susulan



Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.
KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.




Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air.
Alternatif II : 5 – 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt air.




5. Pengairan

Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit). 



C. HAMA DAN PENYAKIT SERTA CARA MENANGGULANGINYA

1. Hama

a. Ulat Grayak (Spodoptera Litura)
Hama ini akan memakan ulat daun hingga habis. Pengendalian dilakukan dengan memangkas daun yang menjadi sarang telur ulat, melakukan sanitasi lingkungan dan melakukan penyemprotan menggunakan PESTONA 

b. Kutu Daun (Aphis Sp)
Hama ini menghisap cairan pada batang tanaman yang dapat mengakibatkan tanaman terinfeksi. Pengendalian yang dilakukan adalah memangkas bagian tanaman yang telah terinfeksi, dan melakukan penyemprotan menggunakan Natural BVR dan Natural PESTONA.

c. Orong-Orong (Gryllotalpa Sp)
Hama ini menyerang bagian akar, umbi, tunas muda dan tanaman muda. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengocorkan PESTONA pada tanaman.

d. Penggerek Umbi (Phtorimae Poerculella Zael)
Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun berwarna merah tua dan terdapat benang berwarna abu-abu yang menjadi tempat pembungkus ulat. Jika umbi dibelah akan terdapat lubang karena sebagian umbi telah dimakan hama. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengocorkan PESTONA.

e. Thrips (Thrips Tobaci)
Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun berwana putih, kemudian berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan awal biasanya pada ujung daun muda. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan memangkas dan membuang daun yang telah diserang, kemudian melakukan penyemprotan menggunakan Natural BVR atau Natural PESTONA.



2.  Penyakit

a. Penyakit Busuk Daun
Disebabkan oleh jamur Phytopthora Infestans. Gejala yang terlihat yaitu terdapat bercak kecil dengan warna hijau kelabu agak basah, yang lama kelamaan akan berubah warna menjadi coklat dan hitam, bagian tepinya berwarna putih, kemudian daun busuk dan mati. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki sanitasi lingkungan dan menebarkan Natural Glio sejak awal penanaman.

b. Penyakit Layu Bakteri
Disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solanacearum. Gejala yang terlihat adalah daun muda, pucuk tanaman dan daun tua menjadi layu dan bagian bawahnya akan menguning. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah pemberian Natural Glio sejak awal penanaman.

c. Penyakit Busuk Umbi
Disebabkan oleh jamur Colleotrichum Coccodes. Gejala dari penyakit ini adalah daun menggulung, menguning menjadi layu dan kering. Penyakit ini menyebabkan umbi dan akar yang masih muda akan busuk. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah melakukan pergiliran tanaman, melakukan sanitasi lingkungan dan penggunaan bibit unggul. Pencegahannya yaitu menggunakan Natural Glio sejak awal penanaman.

d. Penyakit Fusarium
Disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala yang terlihat adalah umbi di dalam tanah membususk dan tanaman menjadi layu. Infeksi serangan penyakit ini dapat masuk melalui luka-luka yang disebabkan faktor mekanis atau nematoda. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah menghindari agar tanaman tidak terluka saat penyiangan atau pendangiran. Pencegahannya yaitu menggunakan Natural Glio sejak awal penanaman.

e. Penyakit Bercak Kering (Early Blight)
Disebabkan oleh jamur Alternaria Solani. Jamur ini akan tumbuh dan berkembang di daerah yang kering dan hidup di sisa tanaman yang sakit. Gejala yang terlihat adalah terdapat bercak kecil pada daun yang menyebar tidak teratur, daun berwarna coklat tua yang kemudian menyebar ke daun muda. Menyebabkan bercak gelap pada umbi, umbi menjadi berkerut dan keras. Lakukan pergiliran tanaman untuk mengendalikan penyakit bercak kering. Gunakan Natural Glio sejak awal tanam untuk pencegahan.

f. Penyakit Karena Virus
Beberapa jenis virus yang menyerang tanaman kentang adalah: Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas; Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung;.

Gejala: yang dapat terlihat dari serangan virus tersebut adalah tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dapat melalui peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Belum ada pestisida yang dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh virus, pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Natural BVR atau Natural PESTONA dan melakukan pergiliran tanaman.

Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum berhasil, gunakan pestisida kimia sesuai anjuran. tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml (0,5 tutup botol) per tangki (10-15 liter air). agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan.


D. PANEN KENTANG

PANEN KENTANG
Kentang dapat dipanen setelah tanaman berumur 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan (bukan karena serangan penyakit); batang tanaman telah agak mengering dan berwarna kekuningan, kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi dan kulit umbi tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.












E. PUPUK ORGANIK BERKUALITAS UNTUK BUDIDAYA KENTANG

1. POC NASA 
POC Nasa merupakan produk pupuk organik cair yang diproses dengan formula khusus dan dibuat dari bahan dasar alami (organik) yang multiguna untuk tanaman, peternakan dan perikanan.

Fungsi multiguna Pupuk Organik Cair POC Nasa

  • Meningkatkan produksi tanaman ( kualitas dan kuantitas ) dengan mengutamakan kelestarian lingkungan ( aspek K-3 : Kuantitas Kualitas- Kelestarian ).
  • Menjadikan tanah yang keras menjadi gembur secara berangsur angsur.
  • Melarutkan sisa pemakaian pupuk kimia dalam tanah (dapat dimanfaatkan oleh tanaman).
  • Memberikan semua jenis unsur tanah baik makro maupun mikro lengkap.
  • Dapat mengurangi penggunaan pupuk Urea dan SP-36 serta KCl + 12,5% 25%
  • Setiap 1 (satu) liter POC Nasa mengandung fungsi unsur hara mikro yang setara dengan 1 ton pupuk kandang.
  • Memacu pertumbuhan tanaman serta akarnya, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan, juga dapat mengurangi kerontokan baik bunga maupun buah (mengandung hormon ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin).
  • Membantu perkembangan dalam tanah yang berguna bagi tanaman seperti cacing tanah, Penicilium glaucum dan lainnya.
  • Meningkatkan daya tahan tanaman dari gangguan hama dan penyakit.
  • Meningkatkan bobot/berat ternak besar seperti sapi dan kambing, ikan, udang serta unggas.
  • Meningkatkan nafsu makan ternak, ikan/udang dan unggas.
  • Membantu pembentukan bahan pakan alami (plankton) bagi ikan dan udang.






2. SUPERNASA 
Pupuk Organik Padat SUPERNASA merupakan produk organik NASA  yang digunakan untuk pembenah tanah atau biasa disebut Starter kesuburan. Formula alami (organik) ini khusus untuk memperbaiki kerusakan tanah secara fisik (menggemburkan), secara khemis (menyediakan semua unsur hara essensialbagi tanaman) dan secara biologis membantu perkembangan mikroorganisme tanah bermanfaat bagi tanaman. 

Manfaat SUPERNASA

  •    Untuk mengurangi penggunaan pupuk NPK kimia sekitar 50% sampai 75%, sehingga terjadi keseimbangan antara penggunaan pupuk kimia dan organik.
  •     Untuk memperbaiki lahan yang rusak, karena mengandung humat dan fulvat yang secara bertahap akan memperbaiki kegemburan tanah yang keras dan membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bemanfaat untuk tanaman.
  •     Dapat diaplikasikan untuk semua jenis tanaman pangan seperti palaija, padi, dan lain-lain, untuk tanaman holtikultura seperti buah, sayuran, dan bunga, dan dapat diaplikasikan untuk jenis tanaman tahunan seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan lain-lain.
  •      Mengandung unsur hara, nutrisi mikro dan makro yang lengkap bagi tanaman.
  •    Dapat memacu pembentukan senyawa polifenol untuk meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.






3. HORMONIK
HORMONIK adalah hormon organik atau zat pengatur tumbuh. Ini adalah salah satu produk unggulan PT NASA. HORMONIK memacu pertumbuhan, pengumbian, pembungaan dan pembuahan tanaman untuk mendapatkan hasil panen optimal.

HORMONIK mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik terutama Auksin, Giberelin dan Sitokinin, di formulasikan dari bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.

HORMONIK tidak membahayakan (aman) bagi kesehatan manusia maupun binatang.

Apa saja manfaat HORMONIK NASA?

  •           Mempercepat proses pertumbuhan tanaman.
  •        Memacu dan meningkatkan pembungaan serta pembuahan.
  •        Mengurangi kerontokan bunga dan buah. 
  •        Membantu pertumbuhan tunas .
  •        Membantu pertumbuhan akar.
  •        Memacu pembesaran umbi.
  •        Meningkatkan keawetan hasil panen.
  •        Memacu dan meningkatkan bobot unggas/ternak.







F. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT
1.       

   1. PESTONA 
         PESTONA yaitu pestisida organik untuk beberapa hama penting pada tanaman pangan, holtikultura dan tanaman tahunan, yang merupakan hasil ekstraksi dari berbagai bahan alami yang mengandung bahan aktif sebagai berikut :Alkaloid, polifenol, azadirachtin, ricin (asam ricin), sitrat, eugenol, nikotin, annonain, dan kandungan lainnya yaitu eucalyptus oil, atsiri oil, dan solvent extraction


2. BVR

Natural BVR (Beuveria Bassiana) merupakan salah satu produk pestisida organik  sebagai pengendali hama dan penyakit pada tanaman. Natural BVR sangat efektif dan efisien membasmi hama sasaran, akan tetapi tidak akan mematikan musuh alami, jadi, sangat selaras dengan keseimbangan alam. Natural BVR mendukung program pertanian berkelanjutan, mudah digunakan dan harganya cukup terjangkau, aman bagi lingkungan, manusia dan juga hewan.



                                 


3. Natural GLIO

Natural GLIO adalah pengendali penyakit alami yang berbahan aktif Gliocladium sp dan Trichoderma sp .
Natural GLIO mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman, mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh Gliocladium, mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah.





4. AERO 810  
AERO-810 adalah bahan pencampur pestisida (insektisida, fungisida, herbisida) atau pupuk cair agar tegangan permukaan air menjadi rendah sehingga pestisida/pupuk cair menyebar lebih rata, menempel lebih kuat dan meresap lebih cepat di daun.
  Solusi mudah untuk petani menyemprotkan pestisida organic, pupuk dan hormone. Tidak membentuk banyak buih atau busa. Aero 810 dapat meningkatkan daya kerja penyemprotan pestisida, pupuk dan hormone agar lebih efektif karena Aero 810 ini merekatkan dan meratakan butiran semprot pada permukaan daun.





Demikianlah sedikit ulasan dari kami tentang RAHASIA SUKSES BUDIDAYA KENTANG yang kami rangkum untuk para sahabat petani Indonesia khususnya petani kentang. semoga bermanfaat ..


Salam Sukses !!!.



Untuk informasi lebih jelasnya dan konsultasi  lebih lanjut maupun order Produk NASA mohon untuk menghubungi  kami di :



Hp : 0878 3965 8300

atau kunjungi website kami di :



















Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RAHASIA SUKSES BUDIDAYA KENTANG"

Posting Komentar